Jumat, 24 Januari 2014

“Air Mata itu,,,,,,,,!!??



“Air Mata itu,,,,,,,,!!??

Malam telah melepaskan jubah kelamnya. Ya,.....untuk kali ini, fajar menjemput pagi lebih awal dari biasanya. Kedua mataku rasanya masih saja enggan untuk bersahabat dengan sinar matahari yang mulai mengintip ku melalui celah-celah kecil jendela kamar.
“Alea,,,sudah bangun, nak ?”
Derit pintu kamar dan suara khas milik ibu lah yang dengan paksa menyeretku untuk segera bangun dari singgasana malam.
            “iya, bu,,,alea bangun,,” jawab ku sambil berjalan gontai menuju kamar mandi.
Kulihat ibu hanya melongokkan kepalanya, kemudian kembali lagi dengan aktivitasnya.
            Beberapa saat kemudian, aku telah siap dengan segala perlengkapan sekolah, segera kulihat jam disisi tempat tidurku.
”...what,,,,,,,???!! Aku telaatttt,,,,,!!”teriaku dengan panik, dan Secepat kilat lari meninggalkan kamar.
“Alea,,,,,!!!” suara ayah. Dan aku sudah tahu bahwa  aku harus menyiapkan segala sesuatunya, terutama mental. ya, pasti ayah akan marah. Aku menoleh padanya, tak seperti biasanya,untuk hari ini  ayah tersenyum  melihat aku telat.
“mau kemana anak ayah?”tanya beliau.
“berangkat sekolah, yah.” Dengan wajah tanpa salah, aku meminta maaf pada ayah, karena hari ini tidak memungkian ku untuk pergi ke sekolah baruku sejak seminggu yang lalu.
“aduhhh,,,,anak ayah memang sangat disiplin untuk kali ini, tapi sayang,,,,tak iingatkah jika hari ni hari ming-gu.” Eja ayah meyakinkan.
“haaahh,,,,,he,,he,,,maaf, yah menyusahkan.” Aku tidak tau lagi ingin bilang bagaima.saat mengangkat kepala ayah, dan ibu langsung meleset begitu saja keluar rumah. Aku ingin menyusul, tapi aku masih sadar dengan pakaian ku pagi ini. Karena sangat ingi tahu, mengapa para tetangga kanan kiri juga ikut keluar untuk melihat.
“subhanallah,,,,”.bisik para tetangga yang berpapasan denganku.
“kenapa para warga ada di pinggir jalan menuju rumah pak wahyu?” aku bergumam sendiri.
Ketika mulai mengetahui apa yang sebenarnya di lihat rakyat,
Aku ikut berdesak-desakkan juga dengan para warga demi melihatnya.
            ‘’Subhanallah,,,!!! Pohon yang biasanya aku  dan teman ku, bermain disana,bersuka ria, kini mengalir air dari seluruh anggota fisiknya. aku tak mengerti,    
            “ hari ini tak ada hujan , tanpa kilat, tanpa petir.i???         
            Sungguh menakjubkan, pohon itu hanya ada satu batang besar, namun ada dua cabang lagi yang berpisah. Awalnya aku dan teman-temanku tidak terbersit apapun. Namanya juga anak SMP. Padahal memang jika dilihat dari jauh pohon tetsebut sangat mirip huruf ‘y’.
            Lama aku terpaku, diam , diantara riuhnya perbincangan mengenai sebab musabab pohon ini. hingga akhirnya, seorang  laki-laki  paruh baya mendekatiku, mungkin karena aku sendiri yang tidak menyadari kedatangannya. Ternyata ia adalah cucu menantu dari  eyang padri, yang merupakan sesepuh didesa kami. Ia duduk disampingku, diikuti penduduk yang berkerumun membentuk formasinya sendiri-sendiri. kedatangannya ialah utusan dari eyang padri untuk mencairkan suasana buruk dikalangan warga. Ia mulai  cerita, bahwa pohon tersebut adalah pohon yang terdiri dari sepasang kekasih, tepatnya suami dan  istri. karena sangat saling mencitai, maka ketika salah seorang pemotong kayu,subuh dini hari tadi, memotong salah satu diantara keduanya, maka yng satunyapun meratapi  kepergian sang kekasih.
            Aku sekarang mengerti, bahwa kekuatan cinta adalah segalanya, dan pengertian cinta yng sesungguhnya adalah ketika pengorbanan itu tidak  kita tujukan untuk berdua saja, tapi juga untuk seluruh yang d hatinya  punya rasa cinta dan kasih sayang.
            Dan saatnya matahari tersa lebih meredup, senja ini begitu indah dengan semburat silvet jingga dan alunan nuansa sore hari yang begitu menawan. Kulangkahkan kaki pulang, kututup segala kesah hari ini, dengan satu pelajaran berharga ,,,,,,tentang cinta ,,,, untukku.

Catatan seorang sahabat…. Syaza Mumtaza ( ANH )



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar