“Air Mata itu,,,,,,,,!!??
Malam telah melepaskan
jubah kelamnya. Ya,.....untuk kali ini, fajar menjemput pagi lebih awal dari
biasanya. Kedua mataku rasanya masih saja enggan untuk bersahabat dengan sinar
matahari yang mulai mengintip ku melalui celah-celah kecil jendela kamar.
“Alea,,,sudah bangun,
nak ?”
Derit pintu kamar dan suara khas milik
ibu lah yang dengan paksa menyeretku untuk segera bangun dari singgasana malam.
“iya,
bu,,,alea bangun,,” jawab ku sambil berjalan gontai menuju kamar mandi.
Kulihat ibu hanya melongokkan
kepalanya, kemudian kembali lagi dengan aktivitasnya.
Beberapa
saat kemudian, aku telah siap dengan segala perlengkapan sekolah, segera
kulihat jam disisi tempat tidurku.
”...what,,,,,,,???!!
Aku telaatttt,,,,,!!”teriaku dengan panik, dan Secepat kilat lari meninggalkan
kamar.
“Alea,,,,,!!!” suara
ayah. Dan aku sudah tahu bahwa aku harus
menyiapkan segala sesuatunya, terutama mental. ya, pasti ayah akan marah. Aku
menoleh padanya, tak seperti biasanya,untuk hari ini ayah tersenyum melihat aku telat.
“mau kemana anak
ayah?”tanya beliau.
“berangkat sekolah,
yah.” Dengan wajah tanpa salah, aku meminta maaf pada ayah, karena hari ini
tidak memungkian ku untuk pergi ke sekolah baruku sejak seminggu yang lalu.
“aduhhh,,,,anak ayah
memang sangat disiplin untuk kali ini, tapi sayang,,,,tak iingatkah jika hari
ni hari ming-gu.” Eja ayah meyakinkan.
“haaahh,,,,,he,,he,,,maaf,
yah menyusahkan.” Aku tidak tau lagi ingin bilang bagaima.saat mengangkat
kepala ayah, dan ibu langsung meleset begitu saja keluar rumah. Aku ingin
menyusul, tapi aku masih sadar dengan pakaian ku pagi ini. Karena sangat ingi
tahu, mengapa para tetangga kanan kiri juga ikut keluar untuk melihat.
“subhanallah,,,,”.bisik
para tetangga yang berpapasan denganku.
“kenapa para warga ada
di pinggir jalan menuju rumah pak wahyu?” aku bergumam sendiri.
Ketika mulai
mengetahui apa yang sebenarnya di lihat rakyat,
Aku ikut berdesak-desakkan juga dengan
para warga demi melihatnya.
‘’Subhanallah,,,!!!
Pohon yang biasanya aku dan teman ku,
bermain disana,bersuka ria, kini mengalir air dari seluruh anggota fisiknya.
aku tak mengerti,
“
hari ini tak ada hujan , tanpa kilat, tanpa petir.i???
Sungguh
menakjubkan, pohon itu hanya ada satu batang besar, namun ada dua cabang lagi
yang berpisah. Awalnya aku dan teman-temanku tidak terbersit apapun. Namanya
juga anak SMP. Padahal memang jika dilihat dari jauh pohon tetsebut sangat
mirip huruf ‘y’.
Lama
aku terpaku, diam , diantara riuhnya perbincangan mengenai sebab musabab pohon
ini. hingga akhirnya, seorang
laki-laki paruh baya mendekatiku,
mungkin karena aku sendiri yang tidak menyadari kedatangannya. Ternyata ia
adalah cucu menantu dari eyang padri,
yang merupakan sesepuh didesa kami. Ia duduk disampingku, diikuti penduduk yang
berkerumun membentuk formasinya sendiri-sendiri. kedatangannya ialah utusan
dari eyang padri untuk mencairkan suasana buruk dikalangan warga. Ia mulai cerita, bahwa pohon tersebut adalah pohon
yang terdiri dari sepasang kekasih, tepatnya suami dan istri. karena sangat saling mencitai, maka
ketika salah seorang pemotong kayu,subuh dini hari tadi, memotong salah satu
diantara keduanya, maka yng satunyapun meratapi kepergian sang kekasih.
Aku
sekarang mengerti, bahwa kekuatan cinta adalah segalanya, dan pengertian cinta
yng sesungguhnya adalah ketika pengorbanan itu tidak kita tujukan untuk berdua saja, tapi juga
untuk seluruh yang d hatinya punya rasa
cinta dan kasih sayang.
Dan
saatnya matahari tersa lebih meredup, senja ini begitu indah dengan semburat
silvet jingga dan alunan nuansa sore hari yang begitu menawan. Kulangkahkan
kaki pulang, kututup segala kesah hari ini, dengan satu pelajaran berharga
,,,,,,tentang cinta ,,,, untukku.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar