HIDUP DENGAN BERNAFASKAN AL-QURAN
Al-Quran adalah kitab yang quds, dan cara mencintainya pun harus dengan
cara yang pantas pula, kita dilarang untuk mentilawahkan Al-Quran dengan menyombongkan
diri, mengapa?? Karena Al-Quran hanya untuk yang benar-benar ikhlas, tanpa
embel-embel ria’. Jika kita mencintai Al-Quran dengan sepenuh hati, mengamalkan
apa yang diajarkan oleh Al-Quran maka
Al-Quran juga akan menjaga kita.
Sepanjang sejarah perkembangan zaman, Al-Quran adalah satu-satunya kitab
yang mampu mengikuti perkembangan zaman dan apa yang akan terjadi di masa depan
semuanya telah terprediksi di dalam Al-Quran. Subhanallah, Benar-benar mu’jizat
yang mumtaz, dan suatu kebanggaan untuk kita
Nah… Apa yang terlintas di benak anda saat pertama kali membaca judul
dari artikel ini?? “Hidup Dengan Bernafaskan Al-Quran”. Apakah anda berfikir
tentang seseorang yang mempelajari dan memahami apapun tentang isi dan
kandungan Al-Quran? Atau orang yang hafidz Quran, baik yang masih berproses
ataupun yang sudah mengkhatamkannya?
Atau yang mengamalkan apa yang telah di ajarkan oleh Al-Quran itu??
Ya.. Semuanya benar, Seseorang yang bernafaskan dengan Al-Quran atau
generasi qurani adalah yang mengcombine semuanya di dalam satu wadah,
bukan hanya membaca dan mempelajarinya, tapi membaca, mempelajarinya,-
Alhamdulillah- jika sampai menghafalkannya, namun ada satu point yang lebih
penting yaitu pengamalannya, ini yang perlu di garis bawahi bahwa Al-Quran
tidak cukup hanya untuk dibaca, Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari itu yang
terpenting, karena hal inilah yang menunjukkan bahwa kita memang
mengistimewakan dn mencintai Al-Quran itu dengan sepenuh hati. From the
deeply heart. Bayangkan saja apa yang akan terjadi jika kita
tidak bernafas dalam waktu sehari??
Mungkin anda akan berpikir bagaimanakah cara termudah untuk mencapainya?
Ini adalah sederetan pertanyaan dan jawaban yang sangat lumrah dan sering
sekali ditanyakan hampir di semua dialog dan perbincangan dengan tema
keAl-Quranan. Tapi mengapa walaupun telah mendengar penjelasan yang
berulang-ulang kita masih menemui kesulitan? Ya tepat sekali, yang kita
butuhkan hanyalah kesungguhan dan keistiqomahan. Jika telah menanamkan dua hal
ini dalam diri kita maka kedua hal inilah yang akan mengemudikan fikiran kita,
langkah apa yang harus kita ambil dan lakukan sehingga kedua hal ini akan
mendorong kita mencapainya tanpa harus merasa apakah kita mampu mencapainya
atau tidak? Sangat simple bukan?
Kita adalah generasi yang hidup di tengah hiruk pikuk dan kesibukan
zaman yang berperang dengan tekhnologi, jadi benar-benar luar biasa jika kita
dapat menumbuhkan sifat dan jiwa Qurany dalam diri kita, masih mau bersusah payah
dan berjuang menggenggam Ayat kalam-Nya walaupun kita tahu, hal itu bukanlah
hal yang mudah. Ketika seseorang telah memiliki niat untuk menghafalkannya
berarti harus berusaha dan berkorban dua kali lebih banyak daripada mereka yang
tidak menghafalkannya. Nah pertanyaannya sekarang adalah apakah kita mampu
untuk berusaha dan berkorban dua kali lebih banyak dari orang yang tidak menghafalkannya? Jika jawabannya
anda mampu maka anda adalah orang yang
memang memiliki komitmen dan niat yang bulat. Dan sebaliknya jika belum maka anda harus
menata layout niat anda (tajdiidun niyah) dan mengistiqomahkannya.
sehingga menjadi mantap dan tidak goyah oleh tantangan apapun.
Jika ingin melihat contoh real orang yang punya komitmen yang kuat, kita
bisa belajar dari seorang pemuda tampan berkebangsaan Bosnia, Fatih
Seferagic-lahir di Jerman, 1 Maret 1995- tapi besar di Amerika Serikat dan
mengkhatamkan Al-Quran nya di negeri Paman Syam itu pada usia 12 tahun di
Islamic Society Of Baltimore di bawah asuhan Syaikh Qori’ Zahid & Qari’ Abid.
Remaja Indonesia (sebagian) yang sekarang terkenal
dengan remaja yang suka hura-hura, perokok,
pergaulan bebas, pecandu narkoba dan sejenisnya. Mungkin mereka sudah
kehilangan sosok figur (idola) yang bisa ditiru. Generasi sebelum mereka
kebanyakan mencontohkan hal yang tidak baik, sehingga mungkin sedikit bisa
dimaklumi mereka juga akhirnya rusak seperti itu. Fatih Seferagic bisa menjadi
satu figur remaja yang layak dicontoh untuk remaja Indonesia khususnya untuk
para generasi yang ingin menjadi generasi yang Qurani. Tinggal dan menetap di
Amerika Serikat bukan menjadi alasan baginya untuk tidak menghafalkan. Itu di
Amerika di negara adikuasa yang sama-sama kita tahu Islam masih menjadi agama
yang minoritas, bagaimana dengan kita yang berada di Negara Indonesia yang
mayoritas penduduk nya adalah islam? Sudah hafal berapa juz? Sudah berapa ayat
yang kita baca hari ini? Tanyakan pada diri anda sendiri.
Jadi bukan waktu, tempat, usia, atau lingkungan
tempat anda tinggal, yang dibutuhkan hanyalah niat yang bulat, kesungguhan
untuk sanggup berusaha lebih dari orang lain dan keistiqomahan untuk tetap pada
satu titik. MAN JADDA WAJADA. Segala sesuatu bisa saja menjadi mungkin selama
kita bisa membuatnya menjadi sesuatu yang mungkin.
Ayu Lestari... Ican get my dream ... than i ever imagine...good job,,, bravo...
subhanallah... good job yuu....!! ;) udah pernah ngirim ke publik majalah atau koran yuu?
BalasHapushahahahahaha... belom im... ageklah... mw diasah dulu lagi....
Hapus