Jumat, 07 Maret 2014

Belajar Dari Seorang Fatih.




HIDUP DENGAN BERNAFASKAN AL-QURAN
Al-Quran adalah kitab yang quds, dan cara mencintainya pun harus dengan cara yang pantas pula, kita dilarang untuk mentilawahkan Al-Quran dengan menyombongkan diri, mengapa?? Karena Al-Quran hanya untuk yang benar-benar ikhlas, tanpa embel-embel ria’. Jika kita mencintai Al-Quran dengan sepenuh hati, mengamalkan apa yang diajarkan oleh Al-Quran  maka Al-Quran juga akan menjaga kita.

Sepanjang sejarah perkembangan zaman, Al-Quran adalah satu-satunya kitab yang mampu mengikuti perkembangan zaman dan apa yang akan terjadi di masa depan semuanya telah terprediksi di dalam Al-Quran. Subhanallah, Benar-benar mu’jizat yang mumtaz, dan suatu kebanggaan untuk kita

Nah… Apa yang terlintas di benak anda saat pertama kali membaca judul dari artikel ini?? “Hidup Dengan Bernafaskan Al-Quran”. Apakah anda berfikir tentang seseorang yang mempelajari dan memahami apapun tentang isi dan kandungan Al-Quran? Atau orang yang hafidz Quran, baik yang masih berproses ataupun yang sudah mengkhatamkannya?  Atau yang mengamalkan apa yang telah di ajarkan oleh Al-Quran itu??

Ya.. Semuanya benar, Seseorang yang bernafaskan dengan Al-Quran atau generasi qurani adalah yang mengcombine semuanya di dalam satu wadah, bukan hanya membaca dan mempelajarinya, tapi membaca, mempelajarinya,- Alhamdulillah- jika sampai menghafalkannya, namun ada satu point yang lebih penting yaitu pengamalannya, ini yang perlu di garis bawahi bahwa Al-Quran tidak cukup hanya untuk dibaca, Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari itu yang terpenting, karena hal inilah yang menunjukkan bahwa kita memang mengistimewakan dn mencintai Al-Quran itu dengan sepenuh hati. From the deeply heart.   Bayangkan saja apa yang akan terjadi jika kita tidak bernafas dalam waktu sehari??

Mungkin anda akan berpikir bagaimanakah cara termudah untuk mencapainya? Ini adalah sederetan pertanyaan dan jawaban yang sangat lumrah dan sering sekali ditanyakan hampir di semua dialog dan perbincangan dengan tema keAl-Quranan. Tapi mengapa walaupun telah mendengar penjelasan yang berulang-ulang kita masih menemui kesulitan? Ya tepat sekali, yang kita butuhkan hanyalah kesungguhan dan keistiqomahan. Jika telah menanamkan dua hal ini dalam diri kita maka kedua hal inilah yang akan mengemudikan fikiran kita, langkah apa yang harus kita ambil dan lakukan sehingga kedua hal ini akan mendorong kita mencapainya tanpa harus merasa apakah kita mampu mencapainya atau tidak? Sangat simple bukan?

Kita adalah generasi yang hidup di tengah hiruk pikuk dan kesibukan zaman yang berperang dengan tekhnologi, jadi benar-benar luar biasa jika kita dapat menumbuhkan sifat dan jiwa Qurany dalam diri kita, masih mau bersusah payah dan berjuang menggenggam Ayat kalam-Nya walaupun kita tahu, hal itu bukanlah hal yang mudah. Ketika seseorang telah memiliki niat untuk menghafalkannya berarti harus berusaha dan berkorban dua kali lebih banyak daripada mereka yang tidak menghafalkannya. Nah pertanyaannya sekarang adalah apakah kita mampu untuk berusaha dan berkorban dua kali lebih banyak dari orang  yang tidak menghafalkannya? Jika jawabannya anda mampu maka anda adalah orang yang  memang memiliki komitmen dan niat yang bulat.  Dan sebaliknya jika belum maka anda harus menata layout niat anda (tajdiidun niyah) dan mengistiqomahkannya. sehingga menjadi mantap dan tidak goyah oleh tantangan apapun.

Jika ingin melihat contoh real orang yang punya komitmen yang kuat, kita bisa belajar dari seorang pemuda tampan berkebangsaan Bosnia, Fatih Seferagic-lahir di Jerman, 1 Maret 1995- tapi besar di Amerika Serikat dan mengkhatamkan Al-Quran nya di negeri Paman Syam itu pada usia 12 tahun di Islamic Society Of Baltimore di bawah asuhan Syaikh Qori’ Zahid & Qari Abid.

Remaja Indonesia (sebagian) yang sekarang terkenal dengan remaja yang suka  hura-hura, perokok, pergaulan bebas, pecandu narkoba dan sejenisnya. Mungkin mereka sudah kehilangan sosok figur (idola) yang bisa ditiru. Generasi sebelum mereka kebanyakan mencontohkan hal yang tidak baik, sehingga mungkin sedikit bisa dimaklumi mereka juga akhirnya rusak seperti itu. Fatih Seferagic bisa menjadi satu figur remaja yang layak dicontoh untuk remaja Indonesia khususnya untuk para generasi yang ingin menjadi generasi yang Qurani. Tinggal dan menetap di Amerika Serikat bukan menjadi alasan baginya untuk tidak menghafalkan. Itu di Amerika di negara adikuasa yang sama-sama kita tahu Islam masih menjadi agama yang minoritas, bagaimana dengan kita yang berada di Negara Indonesia yang mayoritas penduduk nya adalah islam? Sudah hafal berapa juz? Sudah berapa ayat yang kita baca hari ini? Tanyakan pada diri anda sendiri.
Jadi bukan waktu, tempat, usia, atau lingkungan tempat anda tinggal, yang dibutuhkan hanyalah niat yang bulat, kesungguhan untuk sanggup berusaha lebih dari orang lain dan keistiqomahan untuk tetap pada satu titik. MAN JADDA WAJADA. Segala sesuatu bisa saja menjadi mungkin selama kita bisa membuatnya menjadi sesuatu yang mungkin.



Ayu Lestari... Ican get my dream ... than i ever imagine...good job,,, bravo...

2 komentar:

  1. subhanallah... good job yuu....!! ;) udah pernah ngirim ke publik majalah atau koran yuu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahahaha... belom im... ageklah... mw diasah dulu lagi....

      Hapus