Sabtu, 14 Maret 2015



Surat Rindu dari Kota Bunga

Mengapa kau tak pernah membalas pesanku?? kau boleh mengatakan aku bodoh karena terus merindukanmu. Tak apa! Luapkan segala perasaan yang ingin kau keluarkan, toh mau bagaimanapun caranya rasaku tak bisa aku hilangkan. Aku menyayangimu sahabatku.
#  #  #
29 Januari 2014
Hari ini adalah ulang tahunku ke 19 ukhtie, akhirnya kalimat yang kunanti selama 19 tahun itu terucap juga, ibu mengucapkan “selamat ulang tahun” padaku. Aku sangat bahagia, aku menunggumu mengucapkan kata yang sama ukhtie, tapi sampai senja berganti menjadi pekat malam ucapan apapun tak kuterima. Entahlah, kau lupa atau sengaja melupakan. Mungkin kesibukan dengan kejam menelan semua ingatanmu. Ku harap ada pesan yang masuk di email atau di timeline facebook ku, tapi harapan yang sia-sia. Aku yakin kamu tak lupa hanya saja kesibukan yang menggunung membuatmu tak punya kesampatan untuk mengirim pesan padaku, ah sekarang ucapan sudah tak penting toh semua juga sudah lewat.
#  #  #
Hari ini, 7 Maret 2014, Ziah memberitahuku melaui BBM nya kalau kau ingin pergi ke Maroko. Benar begitu ukhtie? Kau masih mengingat Ziah bukan? Teman kita yang master dalam fisika, aku yakin kau tidak melupakan kita. Apa kabar kau di Surabaya? Sudah terhitung delapan bulan ya semenjak kominikasi terakhir ku denganmu di bulan agustus via telephon kemarin. Ukhtie, tak satu pesanku kau balas. Tak satupun. Aku sudah mengirim berates-ratus pesan lewat inbox facebookmu, aku terus mencoba menghubungi nomer teleponmu dan selalu tak pernah aktif, bahkan pesan SMS ku pun tak pernah kau balas. Oh ya, aku mengirim beberapa puisiku di e-mail mu, kau pasti juga tidak membacanya. Sudahlah, lupakan! Kau benar-benar jahat, tak pernah jujur dan memberitahuku tentang keadaanmu. Kadang mengingat senyummu, cara berbicaramu yang tertutup membuat aku merasa sangat ingin memelukmu. Aku merindukanmu. Sangat. Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu ukhtie. Banyak sekali. Aku merindukanmu, sangat.
#  #  #


Aku kalah.
Aku kalah ukhtie. Kau akan pergi dulu, meninggalkan janji yang sudah kita buat bersama. Kau bilang kau mencintai Indonesia dan semua yang ada di dalamnya. Kau mencintai Jalan-jalannya, budayanya, apalagi orang-orangnya, tapi sekarang kau bilang ingin pergi ke Maroko. Aku tak tau Maroko ada di belahan bumi yang mana? Yang pastinya jauh sekali yaa?? Mungkin kata-katamu memang benar. Di dunia ini, ada banyak kemustahilan yang yang terealisasi. Ada banyak ketidak-mungkinan yang terwujud menjadi kenyataan. Dan yang kau lakukan adalah salah satunya, pergi ke negeri antah berantah.
GEJE…  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar