Rabu, 05 Agustus 2015

IRONIIS



Terdengar ironiis memang, namun aku akan mengaku jika kau bilang bahwa aku memenjarakan sendiri hatiku kepadamu. Mencintaimu aku tak mendapatkan kebebasan sebagaimana manusia normal. Lantas apakah itu berarti aku bukanlah orang yang normal???

Sejak mataku terbuka untuk melihat dunia hingga ia kembali terpejam, rasanya dunia ini dipenuhi oleh mimpi-mimpi buruk yang tak jua kunjung berakhir, dan itu semua tidak lain tentangmu. Sesuatu yang kucintai bertahun-tahun, namun selama itu pula mengganggu pikiranku, menjadikan aku seperti orang yang setengah waras. 

Mungkin diluar aku memang biasa-biasa saja, tapi taukah engkau jika sebenarnya aku terus berkejaran dengan bayang-bayang dirimu yang aku angankan, aku mencoba untuk mewujudkanmu nyta dalam duniaku, namun itu semua memang tidak bisa. Aku berbohong pada siriku sendiri, berulang kali mengatakan kalau aku akan segera melupakanmu namun kenyataan yang ada?? Aku tak pernah bisa. Tak akan pernah bisa. Mungkinkah??? 

Setiap hari aku berusaha men’semogakan’ semuanya. Berbicara pada nuraniku, bahwa aku baik-baik saja mencintaimu dalam semua sandiwara ini. namun sebenarnya, aku tak pernah baik-baik saja. Kenyataan bahwa memang aku merindukan kasih sayang yang memang ‘kasih sayang’, aku tak dapat memungkirinya. 

Manusa selalu punya batas, zona yang tak bisa dilewati lagi. Baik, aku akan berhenti jika aku sudah muak, aku sudah merasa sangat tidak berguna, bahkan untuk cinta yang sudah terlalu banyak menghabiskan tenagaku. Aku tak akan menyesal, setidaknya aku belajar secuil arti memiliki dari cinta ‘seperti ini’. Pelajaran berharga yang tak ingin aku dapatkan dua kali. Tulus namun tak terbalas.

AmpelGading, 4 Juli 2015

Ayu Lestari Zuliadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar