Aku
berdiri..
Menangis
dan tersedu di hadapan ibu..
Menggenggam
erat tangannya..
Aku
tak pernah bahagia ibu..
Aku
tak tau bagaimana caranya bisa bahagia..
Aku
tergugu..
Ibu
berbicara pelan..
Jadilah
seperti handphone anakku..
Ah..
ibu selalu pandai bercanda..
Kemarin
dia bilang untuk menjadi seperti televisi.
Atau
seperti rumag singgah dikala hujan turun..
Mungkin
kau tak pernah tau filosofinya nak,..
Ibu
tak pernah bijak nak..
Ibu
hanya ingin memberi nasehat untuk anak ibu..
Iya,,,
handphone selalu penting Nak..
Kau
selalu tak bisa lepas dari handphone mu
Bahkan
saat tidur pun, kau suruh dia untuk membangunkanmu..
Kehidupan
itu adil bukan?
Iya,
dia adil nak..
Kebahagiaanmu,
kau yang tentukan..
Kau
yang pilih..
Kau
pula yang genggam…
Jadilah
seperti handphone..
Kau
selalu bermanfaat untuk siapapun..
Orang-orang
akan sepi tanpamu..
Mereka
akan terus mencarimu..
Maka,
belajarlah dari mereka.
Apapun
yang ada di dunia ini…
Buatlah
dirimu penting
Seperti
telephon genggam..
Begitulah
anakku..
Begitulah
kau harus menjalani kehidupan..
Bahagialah
seperti yang kau mau...
Hmm, sebentar.. Ini pasti si Ibu semacam teknisi gitu ya? :D
BalasHapus