Kepada
langit
Kau
tau siapa yang paling aku kagumi di jagadku saat ini? Engkau. Ya, engkau. Biru berarak bercampur putih tak pernah
membuat aku jengah berlama-lama memandang kau. Nun jauh disana.
Kepada
Hujan
Kau
tau siapa yang paling aku rindukan saat sendiri mengepungku di dalam ruang
berbatas kaca kamarku? Engkau. Beberapa kali aku melewati teras rumah, berharap
kau turun menyerbu pijakanku. Hingga aku bisa kuyup di bawahmu. Melihat
kaki-kakimu bertemu bumi. Membuat irama senada degup jantungku.
Kepada
Senja
Taukah
kau siapa yang paling aku nantikan sebelum gelap menyergap? Engkau. Aku selalu
berhasrat memburumu diantara derap langkah pulang para aktivis yang menyusuri
trotoar-trotoar panjang. Diantara derum suara motor yang dipacu dengan laju
kencang. Aku mengintaimu dari balik dedaunan, mencari kau diantara julang
menara dengan berani.
Kepada
Sajak
Taukah
kau bahwa penggal-penggalmu selalu setia kubaca, dengan nada dan irama yang
sama. Kau teman sepi tanpa ujung, teman bicara tanpa jeda, teman menulis tanpa
spasi. Kita dekat sekali, seperti hati dan detak nadi. Kau mengantarku pulang,
hingga senyap dan aku lelap.
Kepada
Tuan
Taukah
kau, kau bukan siapa-siapa dalam parade perjalananku, namun betapa inginku kau
menjadi langit, senja, hujan, dan sajak saja. agar cukup denganmu aku miliki
semua keping puzzleku. Gelegak keindahan yang kucari dalam tiap laju detik dan
menit.
Kepada
Tuan
Boleh
aku bertanya?
Maukah?
Tidak
aku hanya ingin melihat ke kedalaman matamu.
Apa
benar mata itu yang membuatku jatuh cinta?
Meredam
rindu dalam sunyi.. Enyahlah bersama sajakku.
Malang,
26 September 2016. 9.04 am
Tidak ada komentar:
Posting Komentar